Free Web Hosting
Untitled Document

 

Untitled Document

Beranda Tentang Kami Panti Asuhan Sekolah Kegiatan Hubungi Kami

 

Untitled Document

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Latar Belakang Data Anak Sumbangan Penghargaan

 

 

Untitled Document
Beranda
Tentang Kami
Panti Asuhan
Sekolah
Kegiatan
Hubungi Kami

 

Untitled Document

Menjawab Tantangan dan Memenuhi Panggilan


Perkembangan Panti Asuhan Pa van der Steur

Pada saat keadaan Panti Asuhan mulai membaik, masalah yang barupun muncul. Pada akhir tahun 1964, gedung Panti Asuhan di Jalan Salemba No. 14 yang telah ditempati anak-anak selama 14 tahun, diambil alih oleh Departemen Pertahanan dan Keamanan. Pengurus mendapat ganti rugi sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah). Tak lama kemudian Pemerintah memberlakukan sanering uang Rp. 1.000,- menjadi Rp. 1,- uang baru. Dengan demikian untuk memindahkan anak-anak ke tempat lain tidak mungkin dilaksanakan. Terpaksa anak-anak dipindahkan ke asrama di Depok, yang menurut standard sudah tidak layak dipergunakan untuk Panti Asuhan.

Keadaan yang serba sulit berjalan dari tahun ke tahun, sampai suatu saat di tahun limapuluhan beberapa Oud Steurtjes (bekas anak-anak asuhan Pa van der Steur) yang dimotori oleh Bram Bernard diminta untuk duduk sebagai Pengurus dalam rangka melengkapi Badan Pengurus Yayasan Pa van der Steur, dengan harapan mereka dapat berbuat segala macam upaya agar keadaan Panti Asuhan yang semakin merosot dapat tertolong dan diperbaiki kembali.

Banyak pihak memberikan bantuan dan perhatian, sehingga keadaan di Yayasan Pa van der Steur sedikit demi sedikit pulih kembali. Dalam suatu rapat pengurus pada bulan Maret 1972, Pengurus memutuskan untuk membangun suatu kompleks yang dapat menampung seluruh anak asuh. Para anggota pengurus secara spontan mengumpulkan sejumlah uang untuk modal dasar. Dana yang terkumpul saat itu sebesar Rp. 63.000,-. Kalau melihat keadaan Yayasan maupun modal yang ada, maka rencana tersebut di atas dapat dikatakan mustahil untuk dilaksanakan.

Di tengah-tengah usaha yang tekun dari Pengurus, Tuhan menunjukkan kasih-Nya. Melalui Nyonya Beversluis, ketua Stichting Pa van der Steur di Zeist, Negeri Belanda, Tuhan membuka jalan bagi Pengurus untuk mewujudkan cita-citanya. Dalam kunjungannya ke Indonesia, ia menjanjikan bantuan jika apa yang ia lihat di Yayasan Pa van der Steur cukup memuaskan. Jerih payah dan usaha yang tidak mengenal lelah membuahkan hasil yang tidak disangka-sangka. Pada bulan Agustus 1973, Pengurus berhasil membeli tanah seluas dua hektar di Pondok Gede.

Pada tahun 1979 seluruh bangunan untuk tempat tinggal anak-anak asuh selesai. Anak-anak Putra maupun Putri usia TK sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) semua sudah dapat ditampung di Pondok Gede, yang berarti cita-cita Badan Pengurus untuk menyediakan tempat bagi anak-anak dalam satu kompleks kini sudah terwujud. Anak-anak dapat tinggal di asrama yang layak, dalam suatu daerah yang berudara segar dan memungkinkan pula untuk bermain dengan leluasa dan aman.

Saat pembangunan asrama untuk anak-anak sudah selesai, Pengurus memutuskan untuk membangun Sekolah Dasar (SD). Dua tahun setelah SD berjalan, Yayasan membuka Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Taman Kanak-kanak (TK). Setelah pembangunan gedung SMP selesai, maka perhatian Pengurus tertuju pada asrama Depok yang saat itu masih ditempati oleh sebagian kecil anak-anak Putra SLTA. Mengingat asrama tersebut kondisinya sudah tidak mungkin untuk sekedar direnovasi, Yayasan memutuskan untuk membongkar seluruh bangunan yang ada.

Untitled Document

Asrama putra di Pondok Gede

Asrama putri di Pondok Gede

 

English
Indonesia